Ini sebenarnya tulisan setelah sebulan nonton film I Kill Giants.
Sejak ngeliat trailernya, sy berpendapat, film ini sepertinya bagus, seorang anak yang bisa melihat raksasa yg tidak terlihat oleh manusia lain dan membunuhnya.
Tapi ternyata saya salah besar, film ini tidak sesederhana itu, ada makna mendalam dibaliknya.
Dikisahkan ada seorang anak yang bisa dibilang nyentrik baik dari dandanannya dan kelakuannya, dia 'merasa' melihat raksasa yang akan memusnahkan umat manusia dan raksasa yg terkejam adalah 'Titan'
Dan dia merasa 'harus' membunuh raksasa itu karena hanya dia yg bisa melihatnya, walaupun ada tantangan dari lingkungan sekitar.
Singkat kata, ternyata raksasa (giants) itu hanya perumpamaan, situasi yang sebenarnya adalah ibunya sedang sakit parah dan sebagai anak yang sangat dekat dengan ibunya, dia rela melakukan apa saja agar ibunya sembuh.
Giants yg dimaksud disini ternyata adalah ajal, dan setelah pertempuran antara anak itu dengan Titan, akhirnya dia bisa berdamai dengan titan, alias ajal yg akan menjemput ibunya.
Dia bisa menerima bahwa ibunya tidak bisa diselamatkan, dan bahkan berterimakasih kepada Titan dan akan baik-baik saja selepas ketiadaaan ibunya.
Kalau kita convert ke mindset pedagang dan dari pengalaman pribadi,
pernah bbrp kali usaha saya sudah dititik nadir, mau stop dan beralih kok rada gengsi ya, ntar dibilang gampang nyerahlah, gada nyali lah, dll,
padahal memang silihat dari sisi manapun, usaha itu memang sudah seharusnya dihentikan, jikalau memang ingin diteruskan pun harus berhenti dulu, dibenahi tidak bisa sambil jalan,
berbagai macam alasan, mulai dari pecah kongsi, dana yang minus, pemilik tempat yang semena", dll.
Jikalau kita memulai yang baru seyogyanya juga harus 'berdamai' dengan masa lalu baik itu kesuksesan masa lalu ataupun keterpurukan.
Sewaktu berbisnis bengkel, pernah saya dihadapkan pada berbagai macam rintangan, waktu itu saya berkeyakinan bahwa itu adalah cobaan dari berbisnis yang harus diatasi dah dilewati, fyi sy berbisnis dari modal KTA dan menambah hutang KTA untuk menutupi kerugian (riba coy).
Sewaktu akhirnya bengkel bubar, saya pun tobat berhutang KTA dan mulai instrospeksi dan akhirnya berkesimpulan bahwa 'rintangan"' itu sebenarnya adalah mungkin tanda dari-Nya untuk berhenti.
Ayo Andi, berhenti, bisnis bengkel ini sudah tamat, jangan dengarkan kata orang dan mulai akhiri hutang riba. Sayang, saya melihatnya lain, Astaghfirullah...
Berdamai dengan 'maut' dari usaha tersebut mutlak adanya, berterimakasihlah untuk pengalaman, move on, dan anda akan baik-baik saja... :)