Tuesday, December 29, 2015

Makanan Lentho dan Dongkal

Rapat RT bulan ini para peserta rapat disuguhi hidangan yang tidak biasa, saya sendiri baru pertama kali melihat dan mencoba, ada 2 hidangan/cemilan yaitu Lentho dan Dongkal. Kita bahas satu-satu:

1. Lentho,
cemilan berwarna coklat ini terbuat dari kacang tolo dicampur dengan adonan tepung dan parutan singkong, berbentuk seperti perkedel
asal kue ini ada beberapa versi:
  • versi peserta rapat RT: Lentho berasal dari Jawa Tengah, ada yg bilang Ponorogo, Wonosari, Wonogiri, dll
  • versi internet: lentho berasal dari Surabaya (wikipedia) -- di internet jarang menyeburkan asal kue ini, kalau resepnya banyak

kue lentho
Kue Lentho
  
pendapat saya pribadi cemilan ini rasanya enak, cukup mengenyangkan













2. Dongkal
cemilan berwarna putih ini hampir terlihat dan berasa seperti kue putu, tapi bahannya berbeda, kalo putu terbuat dari tepung ketam dongkal dari tepung beras, Nah asal kue ini jg ada beberapa versi:
  • versi peserta rapat RT: Lentho berasal dari Jawa Tengah, ada yg bilang Purwokerto, Purwodadi, Wonosari, dll
  • versi internet: Dongkal berasal dari Jawa Barat (Dodongkal) -- Sukabumi, Bogor, Cianjur, Bandung ( dinamakan Awug) (wikipedia),  Betawi. 
 
kue dongkal
kue dongkal

Dongkal ini menurut saya rasanya enak, bikin kenyang juga.

Menurut peserta RT, ada penjual Dongkal di daerah Deplu Ciledug dan selalu rame dan bukanya dari sore sampai malam (saya sendiri belum sempat survey)













Anak-anak muda sekarang sepertinya kudu mencoba dan melestarikan.... :)

Monday, October 12, 2015

Akhirnya...resign di tahun baru 1437H



Akhirnya....


Tanggal 1 Muharram 1437H saya pilih untuk memulai 'hidup' baru saya melepas status pegawai yang melekat selama ini. Tahun yang baru, status yang baru dan tantangan yang baru.
Hijrah dari kepastian penghasilan setiap bulan ke ketidak pastian penghasilan, hijrah dari status pegawai ke status pedagang, hijrah dari kantor di kawasan segitiga emas kuningan ke sekotak ruangan di rumah.
Bukan keputusan yang mudah untuk meninggalkan kenyamanan selama 11 tahun terakhir dan menggantinya dengan apa yang bisa disebut dengan ketidak nyamanan (dalam konteks bekerja), mulai dari lingkungan meja kerja senyap ber-ac ke lingkungan meja yang sebaliknya, dari mendelegasikan pekerjaan ke anak buah yang 17 orang ke mengerjakan semuanya berdua (dengan istri).
Hampir setiap orang yang saya kenal menanyakan keputusan saya ini, tapi dengan InsyaAllah dan Bismillah saya tetap dengan keputusan saya ini (dengan ijin ibunda tentunya).
Keputusan ini bukan keputusan yang mendadak atau ujug”, tetapi jauh” hari, setelah beberapa kali keputusan ini batal dikarenakan alasan yang berbeda-beda, mungkin sekarang ini saat yang tepat yang sudah Allah ijinkan karena dimudahkan.
Sekian lama saya (kami) memimpikan resign yang ideal, ketika masih karyawan membuat usaha sampingan dan ketika hasil dari usaha tersebut sudah minimal sama dengan gaji sebagai pegawai, saat itulah yang tepat untuk resign dan fokus di usaha.
Namun, saat itu tidak pernah datang kepada saya, usaha sampingan saya selalu kolaps, balik modal saja sudah untung, tapi banyak yang menyisakan hutang. Usaha yang dijalankan isitri di rumah pun belum bisa setara dengan gaji.
Saya pun mengganti target, at least tidak ada hutang dan cadangan selama 3 bulan, saya resign.
Alasan resign saya sebernya tidak hanya satu, tapi beragam. Selain banyak mengikuti seminar dan workshop kewirausahaan, saya juga beberapa kali mengikuti seminar bahkan akademi parenting. Dan di akademi parenting itulah saya bertekad, lunasi hutang-hutang, siapkan cadangan 3 bulan, mulai dari rumah, beresin usaha yang berjalan baik itu babygiftland (www.babygiftland.com) maupun tas bayi (www.tasbayi.net) dan yang terpenting bantu istri untuk mengurus anak-anak dan rumah, sisanya biar Allah yang beresin. Pokoke resign dulu, nyebur dulu.
Jadi itulah alasan saya resign, yang pertama untuk membantu istri di rumah, mengurus anak-anak (keluarga), yang kedua untuk merapikan usaha-usaha kami (bisnis) dan yang terakhir mungkin untuk menenangkan pikiran (mind).
11 tahun bekerja di kantor yang sama ternyata kurang lebih urusan kantor menempati 75% isi otak saya, bahkan jika ada masalah kantor pun pikiran menjadi tidak tenang sampai terbawa mimpi dan dengan resign saya harap ada space 75% untuk mengisi pikiran ini dengan hal lain.


Dan....


Bismillah per tanggal 1 Muharram 1437H, saya resign dan hijrah dari pegawai ke pedagang.
Mohon dukungan dan doanya...


Jakarta, 12 Oktober 2015

Saturday, September 5, 2015

Trust your feelings...


Wah udah 2 minggu sejak nonton, baru sekarang sempet nulis, hehe
Setelah nonton film 'inside out' produksi disney & pixar ada beberapa hal yang bisa saya simpulkan.
Inside out sendiri adalah film animasi yg bercerita tentang  karakter" yang ada di otak kita, disitu diceritakan ada 5 karakter, dimana joy (kesenangan) muncul terlebih dahulu bersamaan dengan lahirnya anak perempuan bernama Riley
Seiring bertambah besarnya Riley, bertambah pula karakter lain di otaknya: sadness, anger, fear & disgust. 
Eniwei saya gak menceritakan isi filmnya, tapi yang dapat saya ambil pelajaran (mungkin) adalah bagaimana memanage perasaan (feelings) & jangan pedulikan pendapat orang tentang perasaan kita
Jangan hanya untuk menyenangkan orang lain, kita terlihat selalu gembira, padahal it' s okay untuk menunjukkan perasaan kita yang sesungguhnya
Saya kenal beberapa orang yang terlihat selalu gembira, di lingkungannya juga orang" tersebut dikenal selalu gembira, tidak pernah (terlihat) sedih, dan diantara mereka ada bbrp yg beralasan 'tidak mau membebankan keluarganya (ortu, saudara dll) dengan kesedihan mereka, jadi mereka memendam kesedihan mereka atau selektif dengan orang untuk tempat curhat mereka (seperti mereka curhat ke saya)
Well, itu mungkin alasan yang mulia, tapi ternyata efeknya berbalik ke mereka sendiri, 2 orang yang saya kenal selalu periang ternyata terkena kanker dan salah satunya sudah meninggal padahal umur mereka masih tergolong muda (dan belum menikah),
saya menyarankan untuk orang" seperti ini: pilihlah orang untuk tempat Anda curhat (kalau bisa keluarga), ceritakan semua perasaan Anda, yakinlah mereka akan mendengarkan, dan Anda akan merasakan beban Anda akan berkurang.
The point is, it's okay to show our feelings, even it's make people uncomfortable.
Terkadang orang dekat kita juga ingin kita menunjukkan perasaan kita yang sesungguhnya.
Dalam hubungannya ke bisnis adalah, just trust our feeling, true feeling, karena kadang kita terlalu baik atau bahkan tidak tega berkata 'tidak' sehingga rentan ditipu/diperdaya orang lain
Dan feeling (dlm film ini fear) melindungi kita dari bahaya 
dan semua ciptaan-Nya ada gunanya.
Dan..... harus tetap semangat, berbaik sangka dengan orang lain, 
karena seburuk apapun kejadian yang menimpa kita, yakinlah bahwa itu semua adalah cara Allah membentuk kita...

Itu aja :D

thx to my wife and Bu Nungki ....