Jakarta, 10 peb 2012,
hmmmm,
hari ini sudah mulai untuk memulai menawarkan ASAMotor,
saat pertama mengetik email untuk F16 franchisor kami, kok ada perasaan sedih ya,
tiba-tiba terbayang bagaimana dulu kami memulainya, saat-saat presentasi dari F16, saat kami mencari tempat,
saat kami mencari hutangan untuk modal dengan cara membobol tabungan sampai menjual mobil,
saat-saat kami konflik dengan pemilik tempat sampai kami pindahkan bengkel ke tempat baru di tebet dari yang tadinya di rawamangun,
saat-saat kami berusaha mengirit pengeluaran karena kas kami yang hampir minus
saat-saat kami mengatasi masalah-masalah bersama, masalah sdm, masalah listrik yang kurang, tempat yang bocor dan lain-lain,
saat-saat kami saling menguatkan ketika mental salah satu kami sedang drop
saat-saat kami saling bahu membahu agar bengkel terus beroperasi
saat kami kecewa dengan salah satu dari kami
saat kami tidak tahu lagi apakah rintangan dan hambatan ini merupakan ujian yang harus kita lewati ataukah pertanda dari-Nya untuk berhenti
dan yang terakhir saat kami memutuskan untuk akhirnya 'melepas' bengkel kami ASAMotor,
bengkel tempat kami menempa mental kami,
bengkel tempat kami belajar (lagi) berbisnis, kali ini dengan modal yang menurut kami sangat besar,
bengkel yang kami harapkan menjadi pegangan kami untuk berpindah kuadran dan mendapat jabatan baru sebagai pengusaha.
well, life goes on,
seperti mengendari kendaraan, kita boleh melirik spion namun jangan menatapnya terlalu lama, karena kita berjalan ke depan,
dan ke depanlah kita mesti menatap...
Blog ini berisi tentang kewirausahaan dan yang berkaitan, agar menjadi charger buat penulisnya dan segala rupa untuk pembelajaran ....
Thursday, February 16, 2012
Friday, February 10, 2012
End of ASAMotor?
Alhamdulillah,
mungkin itu yg aku dapat ucapkan,
Alhamdulillah karena ternyata partnerku menyetujui rencana penjualan bengkel motor kami.
Alhamdulillah karena pemikiran penjualan itu telah lama bergelayut di otakku,
sebenarnya pemikiran penjualan itu sudah bulat di pikiranku, namun yang masih mengganjal adalah bagaimana cara mengatakannya ke partnerku yang notebene adalah sahabatku sendiri.
Ganjalannya adalah karena persaudaraan harus diutamakan daripada bisnis, inisiatif mendirikan bengkel ini adalah juga usulku, ideku, walaupun dari sejak awal banyak hambatan (sampai sekarang aku masih ragu, apakah itu ujian atau pertanda dari-Nya),
ku meyakinkan partnerku ini untuk bertahan, at least sampai sekarang.
Alasanku untuk menjual bengkel antara lain adalah sewa tempatnya yang menurutku mahal, dan pertengahan tahun ini aku harus memperpanjang sewa tempat, belum lagi support dari franchisor yang menurutku tidak memuaskan ditambah aku masih bekerja dengan orang lain (ampibhi kalau bahasa TDA nya) sehingga masih ada gap antara owner dengan admin bengkel dan mekanik dan yang paling utama adalah pemasukan tidak sesuai dengan ekspektasi (bahkan franchisor tidak berani memberikan ekspektasi pendapatan) sehingga pemasukan hanya cukup untuk operasional bahkan tidak cukup untuk membayar cicilan hutang kami (fyi kami masih berhutang untuk sewa tempat periode sekarang dan pembayaran ke franchisor)
Alhamdulillah juga reaksi partnerku ternyata sangat melegakan, bukan hanya mempersilahkan namun juga tidak ada rasa menyalahkan, walaupun aku sempat menangkap sebersit kekecewaan di raut mukanya, yah, reaksi yg wajar menurutku.
Sengaja aku tidak menyebutkan beberapa 'kesalahannya' yang aku anggap beberapa bulan belakangan sudah tidak peduli kepada bengkel kami, tidak pernah menengok bahkan menanyakan kabar bengkel.
Namun ternyata anggapanku ada salahnya, dia masih memperhatikan bengkel dengan caranya sendiri dan ada alasan keluarga di balik 'kecuekannya' terhadap bengkel.
Di akhir pertemuan kami, kami masih berjanji untuk mengedepankan silaturahmi dan saling mensupport.
Kami juga sependapat untuk bisnis berikut motto kami "start small think big"...
Dan sekarang tugas kami untuk menawarkan bengkel kami untuk di take over.
Alhamdulillah ...
mungkin itu yg aku dapat ucapkan,
Alhamdulillah karena ternyata partnerku menyetujui rencana penjualan bengkel motor kami.
Alhamdulillah karena pemikiran penjualan itu telah lama bergelayut di otakku,
sebenarnya pemikiran penjualan itu sudah bulat di pikiranku, namun yang masih mengganjal adalah bagaimana cara mengatakannya ke partnerku yang notebene adalah sahabatku sendiri.
Ganjalannya adalah karena persaudaraan harus diutamakan daripada bisnis, inisiatif mendirikan bengkel ini adalah juga usulku, ideku, walaupun dari sejak awal banyak hambatan (sampai sekarang aku masih ragu, apakah itu ujian atau pertanda dari-Nya),
ku meyakinkan partnerku ini untuk bertahan, at least sampai sekarang.
Alasanku untuk menjual bengkel antara lain adalah sewa tempatnya yang menurutku mahal, dan pertengahan tahun ini aku harus memperpanjang sewa tempat, belum lagi support dari franchisor yang menurutku tidak memuaskan ditambah aku masih bekerja dengan orang lain (ampibhi kalau bahasa TDA nya) sehingga masih ada gap antara owner dengan admin bengkel dan mekanik dan yang paling utama adalah pemasukan tidak sesuai dengan ekspektasi (bahkan franchisor tidak berani memberikan ekspektasi pendapatan) sehingga pemasukan hanya cukup untuk operasional bahkan tidak cukup untuk membayar cicilan hutang kami (fyi kami masih berhutang untuk sewa tempat periode sekarang dan pembayaran ke franchisor)
Alhamdulillah juga reaksi partnerku ternyata sangat melegakan, bukan hanya mempersilahkan namun juga tidak ada rasa menyalahkan, walaupun aku sempat menangkap sebersit kekecewaan di raut mukanya, yah, reaksi yg wajar menurutku.
Sengaja aku tidak menyebutkan beberapa 'kesalahannya' yang aku anggap beberapa bulan belakangan sudah tidak peduli kepada bengkel kami, tidak pernah menengok bahkan menanyakan kabar bengkel.
Namun ternyata anggapanku ada salahnya, dia masih memperhatikan bengkel dengan caranya sendiri dan ada alasan keluarga di balik 'kecuekannya' terhadap bengkel.
Di akhir pertemuan kami, kami masih berjanji untuk mengedepankan silaturahmi dan saling mensupport.
Kami juga sependapat untuk bisnis berikut motto kami "start small think big"...
Dan sekarang tugas kami untuk menawarkan bengkel kami untuk di take over.
Alhamdulillah ...
Subscribe to:
Posts (Atom)